fbpixel

Warga Mulai Pergerakan Setelah COVID-19 di Indonesia Turun

Warga Mulai Pergerakan Setelah COVID-19 di Indonesia Turun

blank
Rahmadian Satari and Myrna Candra Kirana spent 4 weeks holidaying and working from Bali.

Hanya beberapa minggu setelah puncak penularan kasus COVID-19 di Indonesia, Rahmadian Satari dan istrinya Myrna Kirana yang tinggal di Jakarta memutuskan untuk pergi berlibur ke Bali.

Baca juga : Perlukah pembelajaran tatap muka terbatas dipertahankan? (doctortool.id)

“Ketika jumlah kasus menurun, saya mendengar kantor saya akan segera merencanakan agar staf kembali bekerja di kantor. Jadi kami pikir ini waktu yang paling baik untuk pergi liburan, juga ketika Bali masih relatif sepi.” kata Poki nama panggilan Rahmadian Satari kepada ABC.

Situasi terkait dengan COVID-19 di Indonesia, terutama di Jawa dan Bali memang membaik dengan turunnya angka kasus. Jumlah kasus aktif yang pernah mencapai angka tertinggi sebanyak lebih dari 570 ribu di bulan Juli, dalam minggu ini tercatat hanya sekitar 50 ribu kasus.

Menurut data Satgas COVID, jumlah kasus baru hari Senin (20/9/2021) adalah 1.932 kasus, menjadikannya angka kasus terendah di tahun 2021. Pemerintah juga sudah melonggarkan pembatasan, dan turis lokal sudah diizinkan untuk mengunjungi daerah wisata seperti Bali dan Lombok.

Namun dengan tingkat vaksinasi dua dosis yang masih rendah, ada kekhawatiran akan terjadi ‘wisata balas dendam’ yang bisa menyebabkan gelombang ketiga penularan COVID-19. Sebelum memutuskan pergi ke Bali, Rahmadian Satari dan istrinya Myrna Kirana hanya bekerja dari rumah, dan tidak pernah keluar. Mereka khawatir terular karena melihat sistem layanan kesehatan di Indonesia yang kewalahan menangani kasus COVID-19.

“Kami khawatir namun dalam waktu bersamaan bosan juga di rumah karena selama 18 bulan kami tidak bisa liburan,” kata Poki yang bekerja di sebuah perusahaan multinasional di Jakarta.

Meski angka kasus di Indonesia mulai menurun, mereka masih melakukan banyak persiapan serius ketika hendak berlibur, apalagi Myrna tidak bisa divaksinasi karena memiliki kondisi autoimmune disease. Rahmadian mengatakan, di pesawat mereka menggunakan masker yang biasa dipakai oleh dokter, selalu makan di ruang terbuka dan tinggal di vila yang paling sepi yang bisa mereka temukan.

“Sebelum sampai, kami memang agak sedikit khawatir namun sampai di sini kami merasa aman, itulah mengapa kami perpanjang sampai sebulan,” kata Rahmadian Satari lagi.

Sumber : Warga Mulai Melakukan Pergerakan Lagi Setelah Angka Penularan COVID-19 di Indonesia Turun – ABC Tempo.co

Share this post


Tim Sales dan Layanan Pelanggan kami siap menjawab semua pertanyaan Anda