Tenaga Kesehatan : Ujung Tombak Keberhasilan Transformasi Kesehatan
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha berikan apresiasi kepada segenap tenaga kesehatan yang telah terlibat dalam implementasi transformasi kesehatan melalui upaya mewujudkan sistem kesehatan nasional yang tangguh.
Baca Juga: Bersama Membangun Indonesia Sehat dan Produktif Jadi Tema HUT 65
“Ujung tombak dari implementasi transformasi kesehatan dimulai dari dinas kesehatan provinsi hingga dinas kesehatan kabupaten/kota, kemudian bertumpu pada puskesmas dan posyandu. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada segenap insan kesehatan yang telah bahu-membahu berjuang tanpa kenal lelah.” ujar Sekjen Kunta dalam puncak acara Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-58 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (15/11).
Dalam sambutannya, Sekjen Kunta juga mengingatkan para insan Kesehatan untuk terus mengajak masyarakat melakukan gerakan masyarakat hidup bersih dan sehat.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivitas fisik setiap hari, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan terus mendorong masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin baik Ibu hamil, tumbuh kembang balita, imunisasi, pemeriksaan penyakit sesuai siklus hidup.
Sekjen Kunta melanjutkan bahwa peringatan HKN ke-58 di tahun 2022 ini merupakan momentum untuk mewujudkan sistem kesehatan nasional yang lebih kuat dan mampu menghadapi krisis kesehatan seperti pandemi yang baru saja kita alami.
Sistem kesehatan yang lebih kuat ini akan mampu kita wujudkan dengan transformasi sistem kesehatan melalui 6 (enam) pilar Transformasi Kesehatan.
Adapun fokus 6 pilar transformasi kesehatan yakni: transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan dan transfromasi teknologi kesehatan.
Transformasi Layanan Primer
Kementerian Kesehatan melalui Puskesmas dan Posyandu harus mampu menjadi garda terdepan dalam mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk hidup sehat.
Puskesmas diharapkan mampu menjamin ketersediaan dan pemerataan jumlah, jenis dan kapasitas SDM Kesehatan serta mampu melakukan layanan kesehatan primer terintegrasi dan melakukan penguatan upaya preventif.
Transformasi Layanan Rujukan
Kementerian Kesehatan menargetkan pada 2024 semua Rumah Sakit di seluruh provinsi mampu memberikan pelayanan dalam menangani 4 (empat) penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia yaitu penyakit jantung, stroke, kanker, dan ginjal.
Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
Yakni, dengan mendorong kemandirian farmasi dan alat kesehatan dalam negeri, serta meningkatkan jejaring surveilans dan persiapan tenaga kesehatan cadangan dalam merespons ancaman krisis kesehatan.
Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan
Berbagai upaya dilakukan dengan menata ulang pembiayaan dan manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang cukup, adil, efektif, dan efisien.
Transformasi SDM Kesehatan
Kemenkes berupaya dengan meningkatkan kuantitas, distribusi, dan kualitas tenaga kesehatan hingga pelosok. Target optimis yang akan dicapai yaitu angka ideal dokter 1 banding 1.000 populasi dan pemenuhan Nakes di Puskesmas dan RSUD sesuai standar.
Transformasi Teknologi Kesehatan
lndonesia terus bertransformasi menuju sistem Kesehatan yang tangguh dan terintegrasi. Salah satunya dengan melakukan integrasi data rekam medis pasien di fasyankes ke dalam satu platform lndonesia Health Services (lHS) yang diberi nama SATUSEHAT.
Selain itu, inovasi bioteknologi, yakni Biomedical Genome-Based Science Initiative (BGS-I), untuk menerapkan pengobatan yang lebih personal dan presisi. lndonesia membangun bank data dari genomik penduduk lndonesia yang akan terintegrasi dengan data medisnya.
“lmplementasi ke-6 pilar tersebut diharapkan bisa mentransformasi sistem kesehatan lndonesia yakni sistem kesehatan yang tangguh terhadap krisis kesehatan, termasuk pandemi.” tutup Sekjen Kunta.