fbpixel

Kemenkes Sebut Tes Genomic Covid di RI Minim karena Faktor SDM

Kemenkes Sebut Tes Genomic Covid di RI Minim karena Faktor SDM

Kementerian Kesehatan menyatakan jumlah laboratorium dan SDM dengan skill khusus akan ditambah agar Covid-19 varian baru bisa dideteksi lebih cepat.
Kementerian Kesehatan menyatakan jumlah spesimen Covid-19 yang diperiksa dengan metode Whole Genome Sequencing masih minim karena faktor SDM dan laboratorium

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) di Indonesia relatif rendah disebabkan faktor sumber daya manusia. Dibutuhkan tenaga dengan skill khusus untuk memeriksa sampel spesimen Covid-19 dengan metode GWS.

Baca juga : Omicron Masuk ,Bagaimana Kondisi Penyebaran Covid-19 Saat Ini? (doctortool.id)

Metode GWS merupakan pemeriksaan sampel untuk mendeteksi varian Covid-19 tertentu. Termasuk varian omicron yang baru saja terdeteksi di Indonesia.

“Kendala terutama ada pada SDM kita ya, karena harus ada skill khusus untuk membaca peta genomic seseorang. Dan WGS ini bukan diagnostik rutin ya, artinya ini adalah surveilans,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (21/12).

Nadia mengatakan saat ini Indonesia baru mengoperasikan sekitar 20 laboratorium untuk pemeriksaan WGS di Indonesia.

Rinciannya yakni di Balitbangkes Kemenkes, LBM Eijkman, Laboratorium Genomik Solidaritas Indonesia, LIPI/BRIN, FK Universitas Padjajaran, dan Universitas Gadjah Mada.

Kemudian Laboratorium mikrobiologi FK Universitas Indonesia, Institute for tropical disease di Universitas Airlangga, Mochtar Riady Institute for Nanotechnology Universitas Pelita Harapan, dan FK Universitas Andalas.

Lalu Labkesda Jabar oleh ITB, RSPTN Universitas Hasanuddin, Balai Labkes PAK Jateng, Universitas Sumatera Utara, RS Universitas Tanjungpura, TFRIC-ITB/Unpad/BPPT, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Sebelas Maret Solo, UPN Veteran Jakarta, dan BB Litvet.

“Nanti akan kita tambah 14 laboratorium untuk WGS ini,” ujarnya.

Nadia mengatakan pemerintah saat ini berupaya menambah laboratorium WGS beserta SDM agar semakin banyak varian Covid-19 yang terdeteksi lebih awal.

Berdasarkan data Balitbangkes Kemenkes per 19 Desember, ada 10.358 spesimen yang telah diperiksa menggunakan metode WGS di Indonesia.

Dari puluhan ribu spesimen yang diperiksa itu, ditemukan sebaran 6.263 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong Variant of Concern (VoC)’ alias varian yang diwaspadai oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

WHO sudah menetapkan lima varian of concern yaitu B117 Alfa, B1351 Beta, B1617.2 Delta, B.1.1.529 Omicron, dan P1 Gamma. Sejauh ini P1 yang belum teridentifikasi di Indonesia.

Varian Delta paling banyak ditemukan dengan 6.157 kasus di Indonesia, disusul varian Alfa dengan 81 kasus, varian Beta 22 kasus, dan varian Omicron 3 kasus.

Sumber : Kemenkes Sebut Tes Genomic Covid di RI Minim karena Faktor SDM (cnnindonesia.com)

Share this post


Tim Sales dan Layanan Pelanggan kami siap menjawab semua pertanyaan Anda